Radio Muslim

Rabu, 16 Mei 2012

Kesucian Istri bagi Kesucian Keluarga



Membaca kembali petunjuk-petunjuk Ilahi bagi para wanita mulia; Ummahatul Mukminin (istri-istri Nabi dalam Surat Al Ahzab. Ada sebuah isyarat tipis menarik bagi keluarga kita. Karena para istri Nabi adalah teladan bagi setiap muslimah, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Isyarat tipis itu adalah dhomir (kata ganti) yang berubah di ujung ayat 33. Ayat-ayat bagi Ummahatul Mukminin dimulai dari ayat ke-28. Semua kata ganti tentu saja menggunakan kata ganti kalian para wanita (أنتن). Contohnya ayat ini:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا (28)

(كُنْتُنَّ), (تُرِدْنَ), (فَتَعَالَيْنَ), (أُمَتِّعْكُنَّ), (وَأُسَرِّحْكُنَّ) kesemua kata ini kata gantinya adalah: kalian para wanita (أنتن).

Hingga di awal ayat 33 hingga pertengahan ayatnya pun kata ganti masih tetap: kalian para wanita (أنتن),

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

(وَقَرْنَ), (وَلَا تَبَرَّجْنَ), (وَأَقِمْنَ), (وَآَتِينَ) adalah gabungan dari kata perintah dan larangan yang kata gantinya: kalian para wanita (أنتن).

Nah, di mana isyarat tipis yang menarik itu?

Berikut ini isyaratnya. Setelah perjalanan perintah dan larangan untuk kata ganti: kalian para wanita dari ayat 28 hingga pertengahan ayat 33, penutup ayat 33 berubah kata gantinya. Mari kita baca penutup ayat itu,


إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Inilah penutup ayat 33 itu. Dan perhatikan perubahan kata gantinya.
(عَنْكُمُ), kata gantinya adalah: kalian para laki-laki (أنتم)
أَهْلَ الْبَيْتِ, ini bukan kata ganti tetapi: Ahlul Bait (keluarga Nabi shallallahu alaihi wasallam)
وَيُطَهِّرَكُمْ, Allah menyucikan (أنتم): kalian para laki-laki

Dan inilah terjemahan penutup ayat 33 tersebut,
“…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Qs. Al Ahzab: 33)

Apa nilai dan pelajaran bagi keluarga muslim dari perubahan kata ganti tersebut?

Bimbingan wahyu bagi istri-istri Nabi dari ayat 28 – pertengahan 33 merupakan upaya maksimal yang harus dilakukan oleh setiap istri. Semua perintah harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Semua larangan harus dijauh sejauh-jauhnya.

Ya, karena kesholehan itu ternyata bukan hanya bermanfaat bagi diri sang istri. Tetapi merupakan harga mahal bagi keseluruhan individu keluarganya. Di mana kesholehan istri menjadi modal penting untuk kesucian semua lini keluarga; suami, anak dan siapapun yang ada dalam bahtera rumah itu.

Bukalah ayat-ayat tersebut. Renungi kembali hubungan antara kesucian istri dengan kesucian keluarga (28-33).

Dan dapatkan mutiara pelajaran Al Quran yang tersembunyi dari perubahan kata ganti.

Sekaligus sebagai tanda Stop bagi saling menuntut. Menuntut kesholehan pasangannya dulu, baru dia bersedia untuk menjadi orang yang sholeh. Mulailah dari diri sendiri. Bangunlah kesholehan dari diri sendiri. Justru, ketika diri ini telah sholeh, harapan itu telah diberikan ayat.

Bahwa kesucian istri merupakan modal penting bagi kesucian keluarga.
Wallahu A’lam

Rabu, 01 Februari 2012

BARA ASMARA

BARA ASMARA Barakah = Sakinah + Mawaddah+ WaRahmah Sakinah (Ketenangan/Ketentraman) Sakinah diikat oleh halaqah yaitu penciptaan secara mutlak, Allah yang mengaruniakan pada jiwa masing-masing individu.... sakinah dari jiwa diri mereka sendir yang sama-sama beriman yang dipertemukan dalam ikatan suci pernikahan (mitsaqan ghaliza).... Jagalah dirimu dan keluargamu dari apai neraka..... (At_Tahrim: 56) Ketika seorang anak perempuannya dilamar oleh seorang laki-laki maka pilihlah yang baik agamanya dan akhlaknya...karena akan mendukung ke sakinahannya nanti. Akan timbul fitnah jika hanya melihat dari kecantikkan atau ketampananya, nasab/kedudukannya, hartanya. karena jika kita pilih karena agamanya dan mencintainya maka akan mulia..meskipun tak mencintai maka tak akan menyakiti istrinya,.. ketika seorang wanita ingin mengetahui bagaimana si calonnya maka lihatlah: a. Bagaimana akhlaknya terhadap kedua orang tuanya... b. Bagaimana akhlaknya pada anak kecil... c. Bagaimana akhlaknya pada karib sahabatnya.... Pada sahabtnya ia akana menghormati shabat-sahabatnya dan taka menggunjingi sahabatnya.. pada ke sakinahan akan timbul suasana yang baik dalam tarbiyatul aulad atau pendidikan anak-anaknya...demi generasi penerusnya nanti yang akan senantiasa melukiskan kalimat "Laillaha illalah" di muka bumi ini. Mawaddah (Cinta yang ber Gelora dan mendahulukan atau mengutamakan yang dicintai) sifatnya berbeda dengan sakinah , mawaddah diikat oleh Ja'ala yaitu ikhtiar masing-masing individu atas ridho Allah SWT. Allah ya Bari memberi ruang untuk amsing-masing berkarya dan berusaha... Tentu perlu ILMU dan Ketrampilan khusus dalam mengkespresikan Cintanya... adanya mawaddah akan menimbulkan gairah semangat hidup dan beramal..sehingga senantisa Zikrullah dan mendekatkan diri pada Allah Saat suami bekerja...teringat sang istri saat sebelum berangkat mencium tangannya dan berkata "suamiku aku lebih sabar dalam menahan lapar daripada dikau memberiku sesuatu yang haram". alangkah terharunya sang suami dan akan teringat selalu akan pesan sang istri agar ingat Ada Allah... Mawaddah dapat diraih dengan memberi kejutan-kejutan yang bermakna bagi pasngannya..tak perlu dengan barang-barang mahal seperti mobil, emas , berlian...namun sesuatu yang sederhana namun berarti seperti ucapan terimaksih saat istri berbuiat kebaikan pada sang suaminya, saat setelah memasak, mengasuh anak seharian ato sebagainya... dengan selembar kertas berisi "Wahai isriku Aku mencintaimu karena ke sholehanmu" dan ditempel diruang sholat istrinya... ato di dekat dapur... Kita juga dianjurkan memilih pasngan yang al-walul banyak keturunan/subur dan al-wadud penuh mawaddah.. seperti sabda rasulullah bahwa Rasul akan bangga akan jumlahnya umatnya yang banyak di hari akhir nanti... Rahmah (Cinta yang menutamakan yang dicintai karena takut akan menyakiti pasangannya melalui penjagaan dan pengorbanan yang tinggi) cinta bukanlah kata sifat namun kata kerja yang mengandung perjuangan...hingga sang maut menjemput... adanya SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH Diikat jadi satu dalam 'BARAKAH" yaitu bertambahnya segala kebaikan dalam setiap hal...menambah kedekatan diri pada Allah SWT, dan saling memberi manfaat, "khorunnas anfauhum linnas" jadi tak hanya bahagia karena bahagia pun belum tentu baik saat tak mendekatkan diri kita pada Allah.. misal saat terbawa terbahak-bahak di bioskop. Saat terjadi kejenuhan /bored... so do some variety... suasana,...tempat (saat makan), menu makanan yang halal dan thoyib... Hendaklah baik suami melihat istri merasa tentram dan senantiasa tertarik pada istrinys... dalam psikologi karakter suami dan istri berbeda suami ibarat 'Karet Gelang" yang bisa ditarik dan diulur...maksudnya??? dalam membangun ego kepemimpinannya sebgai suami sekaligus ayah memang perlu kedekatan khusus (erat) namun mudah terlena atau merasa hilang /linglung... makanya terkadang mereka perlu waktu menyepi dalam rangka mengokohkan kepemimpinannya itu...jadi istri tak perlu galau atau merasa khawatir saat tiba-tiba sang suami menyepi...dia ingin berkhalwat hanya berdua dengan Allah... sedangkan wanita ibarat "ombak " ia akan selalu ada...ia ingin suaminya selalu ada didekatnya... Saat harus LDR atau berjauhan hubungan, maka tak jadi masalah,..justru akan lebih kuat ikatan hatinya dan managementnya diri justru lebih baik... SAMARA ini akan tetap terjaga dengan pertemuan-pertemuan yang terjadwal dengan baik, tetap kpmunikasi yang baik, dan adanya surprise-surprise dari pasngan masing-masing. Saat menikah maka sang istri wajib mentaati suaminya,..sedangkan sang suami mentaati ibunya... Simbol bhakti isri pada suami pada keridhoaan suami...yang dilandasi karena Allah. bahkan saat sang istri bersalah ia akan lakukan sujud ditelapak kaki suaminya agar suaminya ridho kepadanya. Saat sang suami melakukan kesalahan sang istri berhak menasehatinya dengan cara yang mulia dan agung atas dasar Allah.. karena ia telah memilih pendampingnya karena Allah atas dasar sholat istikhoroh maka ia takkan menyesal dan ia takkan merugi karena telah bermusyawarah dengan keluarganya... Saat memilihnya dengan proses yang bersih....terjaga hukum-hukum syar'inya meski tak mudah... proses uyang merupakan wasilah agar terciptanya sakinah mawaddah warahmah full barakah dalam kehidupan pernikahannya nanti...amin. (part SAMARA = BARAKAH novelku " Kujemput Jodohku lewat RidhoMu" amin )