Radio Muslim

Kamis, 28 April 2011

kuliah , ngaji ok juga

segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Kegiatan kuliah terasa amat menyibukkan. Sibuk dengan berbagai tugas, harus buat presentasi, menyusun laporan praktikum dan lebih sibuk lagi jika sudah menginjak semester-semester akhir. Apakah mungkin kesibukan ini bisa dibarengi dengan menuntut ilmu agama? Jawabannya, mungkin sekali. Segala kemudahan itu datang dari Allah. Maka bisa saja seorang engineer menjadi pakar fiqih. Bisa jadi pula seorang ekonom menjadi pakar hadits. Atau seorang ahli biologi menjadi hafizh Al Qur’an. Semua itu bisa terwujud karena anugerah dan kemudahan dari Allah.



Realitas, Lebih Banyak Menyia-nyiakan Waktu

Mahasiswa sebenarnya punya banyak waktu senggang. Cuma sebagian mahasiswa saja yang benar-benar menyia-nyiakan waktunya. Tidak setiap saat ia mesti mendapatkan tugas. Tidak setiap hari mesti kerjakan laporan praktikum. Mahasiswa yang tidak pintar membagi waktu saja yang selalu “sok sibuk”.

Sebagian mahasiswa masih bisa menyisihkan waktu untuk renang dengan shohib dekatnya. Ia masih sempat juga untuk fitness meskipun di kala laporan praktikum menumpuk. Ia juga masih sempat berpetualang menjelajah berbagai gunung meskipun minggu depan ada ujian mid. Ia masih bisa begadang semalam suntuk untuk menanti pertandingan Liga Champions meskipun katanya ada banyak tugas yang mesti diselesaikan. Sebagiannya pula bisa menyisihkan waktu untuk update status setiap jam di FB (Facebook), twitter dan semacamnya. Mau tidur, mau makan, mau renang, bahkan mau ke WC sekali pun bisa ada statusnya di jejaring sosial tadi. Namun soal ngaji (istilah untuk mendalami ilmu agama) bisa menjadi nomor sekian baginya. Padahal aneh kan, hal-hal tadi bisa ia lakukan. Sedangkan berkaitan dengan urusan akhiratnya di mana ia wajib mempelajari Islam karena ibadah-ibadah tertentu akan ia lewati setiap harinya. Setiap muslim tentu mesti mengetahui bagaimanakah ia harus berwudhu yang benar sehingga shalatnya pun bisa sah. Ia pun harus tahu apa saja yang termasuk pembatal-pembatal shalat, sehingga shalatnya tidak jadi sia-sia. Ia pun harus tahu bagaimana mandi wajib.

Lihatlah mereka bisa menyisihkan waktu untuk hal-hal dunia yang kadang sia-sia. Namun untuk hal yang menyangkut akhirat mereka, di mana tentu ini lebih urgent, mereka tidak bisa membagi waktu dengan baik. Benarlah firman Allah Ta’ala,

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7).

Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hafizhohullah menjelaskan, “Mereka mengetahui kehidupan dunia secara lahiriah saja seperti mengetahui bagaimana cara mengais rizki dari pertanian, perindustrian dan perdagangan. Di saat itu, mereka benar-benar lalai dari akhirat. Mereka sungguh lalai terhadap hal yang wajib mereka tunaikan dan harus mereka hindari, di mana penunaian ini akan mengantarkan mereka selamat dari siksa neraka dan akan menetapi surga Ar Rahman.” (Aysarut Tafasir, 4/124-125)



Beberapa Sampel

Beberapa orang bisa membuktikan bahwa mereka di samping kuliah di pagi hari, sore harinya masih bisa “ngaji” (menuntut ilmu agama). Bahkan ada di antara mahasiswa yang bisa menjadi hafizh Al Quran dengan sempurna di masa kuliahnya. Ada pula yang bisa menguasai ilmu aqidah dengan baik padahal ia seorang dokter. Setelah kuliah pun ia bisa menyusun beberapa buku berkaitan dengan masalah aqidah dari hasil ia belajar di saat-saat kuliah dulu (paginya kuliah, sorenya ia duduk di majelis ilmu). Ada pula yang amat pakar dalam bahasa Arab dan menjadi seorang ustadz yang mumpuni dalam hal aqidah serta ilmu lainnya, padahal ia adalah sarjana biologi. Yang lainnya lagi adalah seorang dosen (lulus S3), namun tidak diragukan ia sangat mumpuni dalam ilmu hadits hasil dari belajar dulu bersama beberapa ustadz di saat-saat ia kuliah. Bahkan di Arab Saudi sendiri ada seorang ulama yang dulunya adalah seorang yang belajar ilmu Teknik Kimia. Dan saat ini, beliau menjadi imam dan ulama yang jadi rujukan. Ia pun memiliki situs yang berisi berbagai fatwa yang sering dikunjungi dari berbagai negara. Ada lagi ulama yang dahulunya belajar ilmu teknik mesin. Saat lulus ia mendalami ilmu hadits dan menjadi hafizh al quran. Karya-karya beliau dalam tulisan pun amat banyak. Dua ulama yang kami sebutkan di sini adalah Syaikh Sholeh Al Munajjid dan Syaikh Musthofa Al Adawi hafizhohumallah.

Itu sekedar beberapa contoh riil yang kami ketahui. Kami yakin masih banyak contoh-contoh lainnya yang mungkin para pembaca sendiri mengetahuinya. Ini pertanda bahwa orang yang belajar ilmu umum (ilmu teknik, ekonomi, IT, dll) sebenarnya tidak terhalang untuk belajar agama bahkan bisa menjadi ulama atau pun ustadz karena kerajinannya di luar jam kuliah untuk mengkaji Islam. Itulah karunia Allah untuk mereka-mereka tadi.



Mulai Belajar Islam

Kalau sudah tahu demikian, Anda selaku mahasiswa seharusnya tidak usah ragu lagi untuk menaruh perhatian pada ilmu diin (ilmu agama). Cobalah mulai dengan mempelajari Islam mulai dari dasar. Terutama pelajarilah hal-hal yang wajib yang jika Anda tidak mengetahuinya maka bisa terjerumus dalam dosa atau bisa meninggalkan kewajiban. Inilah ilmu yang wajib dipelajari.

Selaku mahasiswa wajib punya ilmu aqidah dan tauhid yang benar sesuai dengan pemahaman generasi terbaik Islam (salafush sholeh). Cobalah mempelajari beberapa tulisan karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab seperti Qowa’idul Arba’ (empat kaedah memahami syirik), Tsalatsatul Ushul (tiga landasan dalam mengenal Allah, Islam dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), dan Kitab Tauhid (pelajaran tauhid dan syirik secara lebih detail). Kitab-kitab aqidah pun ada yang mudah dipelajari seperti Al ‘Aqidah Al Wasithiyah karya Ibnu Taimiyah dan Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah karya Abu Ja’far Ath Thohawiy.

Anda pun wajib mempelajari fiqih secara bertahap terutama pelajaran bagaimana cara wudhu yang benar, bagaimana cara mandi wajib, dan bagaimana shalat yang benar serta berbagai hal yang berkaitan dengan hal-hal tadi. Amat mudah jika Anda menguasai dari fiqh madzhab sebagaimana anjuran para ulama. Karena di negeri ini menganut madzhab Syafi’i, Anda bisa belajar dari berbagai kitab fiqh Syafi’iyah. Pelajari dari matan-matan yang ringkas seperti kitab Al Ghoyah wat Taqrib karya Abu Syuja’ dan Minhajuth Tholibin karya Imam An Nawawi. Inilah kitab dasar yang bisa Anda kuasai. Setelah itu bisa melanjutkan dengan kitab fiqih yang lebih advance dengan mendalami dalil-dalil lebih jauh. Baru setelah itu bisa menelaah berbagai pendapat ulama dan perselisihan mereka dalam hal fiqih sehingga akhirnya kita tidak fanatik pada satu madzhab atau satu imam. Anda pun bisa menguasai fiqih melalui berbagai buku hadits seperti dari kitab ‘Umdatul Ahkam karya ‘Abdul Ghoni Al Maqdisi dan kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar Al Asqolani. Untuk memahami kitab-kitab fiqih ini, Anda bisa memiliki berbagai kitab syarh (penjelasan) dari masing-masing kitab.

Buku-buku yang kami sebutkan di atas sudah cukup mudah ditemukan saat ini di berbagai toko buku Islam bahkan sudah banyak yang diterjemahkan. Sehingga tidak ada alasan bagi yang belum menguasai bahasa Arab untuk terus belajar. Namun jika Anda sambil menguasai bahasa Arab terutama menguasai grammar-nya dalam ilmu Nahwu dan Sharaf itu lebih baik. Karena menguasai bahasa tersebut bisa membuat Anda meneliti lebih jauh kitab-kitab ulama secara lebih mandiri.

Selain mempelajari hal-hal di atas, tambahkan pula dengan mempelajari berbagai kitab akhlaq dan tazkiyatun nufus (manajemen hati). Juga janganlah sampai tinggalkan hafalan Al Qur’an. Karena orang yang menghafal Al Qur’an sungguh memiliki banyak keutamaan dan faedah di tengah-tengah umat. Lebih-lebih di akhirat hafalan Al Qur’an ini membuat dia lebih ditinggikan derajat di surga. Lalu para ulama pun menganjurkan untuk menghafal berbagai matan atau berbagai kitab ringkas seperti menghafalkan kitab kecil yang berisi 42 hadits yaitu Al Arba’in An Nawawiyah. Menghafal seperti ini memudahkan kita menguasai ilmu Islam dengan lebih mudah.



Sabar dalam Belajar

Kalau dilihat, terasa begitu banyak yang harus dipelajari. Sebenarnya tidak juga karena mempelajari berbagai buku di atas itu bertingkat-tingkat. Ada yang lebih dasar, baru setelah itu beranjak pada yang lebih lanjut. Jadi belajar yang baik adalah secara bertahap. Sehingga di sini butuh kesabaran dalam belajar dan belajar butuh waktu yang lama. Yang terbaik pula adalah belajar di majelis ilmu lewat guru. Lihatlah sya’ir Imam Asy Syafi’i,

أَخِي لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيكَ عَنْ تَفْصِيلِهَا بِبَيَانِ

ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَبُلْغَةٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُولُ زَمَانٍ

Saudaraku … ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya : (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang lama.



Pintar Bagi Waktu

Modal yang penting “nyambi” belajar Islam adalah pintar membagi waktu. Cobalah membagi waktu mulai dari Shubuh hari sudah bisa menghafal Al Qur’an. Butuh satu jam untuk menyisihkan waktu kala itu. Setelah itu sediakan waktu untuk persiapan kuliah di pagi hari. Pukul 7 atau 8 sudah bisa berangkat ke kampus. Di waktu-waktu shalat atau waktu senggang saat di kampus bisa digunakan untuk muroja’ah Al Qur’an atau mengerjakan tugas-tugas kampus sehingga tidak menumpuk keesokan harinya. Pulang kampus di siang atau sore hari bisa istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa capek. Di sore hari sehabis ‘Ashar bisa digunakan untuk mengikuti berbagai majelis ilmu sampai dengan waktu ‘Isya. Di waktu malam bisa digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah. Sebelum tidur bisa digunakan menghafal berbagai matan, mengulang hafalan Al Qur’an atau mengulang pelajaran yang ikuti di kajian.

Jadi cuma kepintaran saja membagi waktu, niscaya kita bisa kuliah sambil “ngaji”. Dan jangan lupakan minta pertolongan Allah agar dimudahkan mempelajari agama di samping kuliah. Doa ini amat menolong. Jika kita memohon kemudahan pada Allah, pasti segala urusan tadi akan begitu mudah. Berbeda halnya jika kita bergantung pada diri sendiri yang begitu lemah.

Semoga Allah mudahkan kita selaku mahasiswa untuk dapat meraih keduanya, bahkan bisa menjadi pakar pula dalam ilmu agama dan bisa turut membantu dakwah agar tersebar seantero negeri kita ini.

Wallahu waliyyut taufiq.



Panggang-Gunung Kidul, 24 Jumadal Ula 1432 H (27/04/2011)

www.rumaysho.com

~.::*Suamiku, Aku Mencintaimu apa adanya*::.~

by Admin-Muslimah Sholehah II on Saturday, April 23, 2011 at 6:29pm


~.::*Suamiku, Aku Mencintaimu apa adanya*::.~

RePoSt : SiLaHkaN taG ^_^

(sudah atas izin beliau, semoga bermanfaat... ^^)



♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫

•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥





Based True Story (mengharukan)



·٠•●❤*Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ*::Suamiku, Aku Mencintaimu apa adanya :: *Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ* ❤●•٠·







Bismillahirrohmanirrohim



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

=============================





( Masa awal-awal sesudah menikah )



Suamiku...

Aku suka dirimu apa adanya...





"Mi, masih inget penampilan Abi pas kita ta'aruf kan?tau ga, Abi tuh sengaja nyari baju,celana panjang sama sendal jepit paling butut, supaya Ummi bisa ngeliat abi apa adanya.Bukan Abi yang dibuat2, mentang2 mau ta'aruf ama akhwat, trus sengaja make yang baru2, hehe..."





"Iya Bi, Ummi inget banget. Dulu Ummy malah mikir, nih ikhwan cuek banget si, ana ajah dah make baju rada cakepan dikit. Abi..abi..untung Ummi bukan perempuan super matre yg cuman ngeliat penampilan luar." Wanita itu tersenyum simpul kepada suaminya.





"Kan sengaja Mi, biar bisa tau akhwatnya juga. Abi kan ga mau klo cuman diliat dari penampilan luar. Jadi, bukan sembarang akhwat yang bisa jadi isteri Abi. Klo akhwat abal-abal kan, paling dah illfeel ngeliat penampilan Abi. Makanya Abi bisa dapet Isteri yang luar biasa kayak Ummi." ucap sang suami dengan lirikan mesranya.





"Huuu Abi, bisa ajah ngerayunya."

"Iya dong, Abiii..." ucap sang suami sambil mengernyitkan dahinya. Sang isteri tersenyum manis menatap suaminya.





( Sebulan sesudah menikah )



Suamiku...

Bahkan kaupun tak malu bekerja apapun selama itu halal, demi isterimu...





"Ummi, Abi dah keterima kerja, Alhamdulillah. Jadi tukang sapu di jalan Mi. Ummi ga malu kan punya suami tukang sapu?"





"Abi...buat apa malu? yang penting kan halal. Lagipula, Abi kan ngebantu ngejaga kebersihan juga. Kebersihan kan sebagian dari iman." ujar sang isteri menguatkan.





( Memulai usaha baru dengan Bismillah )



Suamiku...

Betapa sabarnya dirimu menghadapi ujian yang Allah berikan..





"Ummi, mulai lusa, Abi jadi jualan mie ayam di ujung jalan komplek kontrakan ini. Gerobaknya dah Abiy bikin. Besok temenin Abi belanja peralatan masak sama bahan2nya ya Mi.." ucap sang suami semangat.





"Wah, Alhamdulillah. Abi kok baru bilang, klo gerobaknya udah jadi, Ummy jadi ga bantuin Abi deh. Hmm, insyaAlloh besok Ummi temenin.."





"Abis Abi kasian sama Ummi. ummi kan dah cape' ngajar. Jadi, biar Abi yang ngerjain.Ummiy do'ain Abi ya..."

"InsyaAlloh Abi sayang...I Will. Klo Abi butuh bantuan, Ummy insyaAlloh bersedia, kapanpun slama Ummi bisa.."





“ Alhamdulillah, terimaksih ummi..Bismillah, semoga usaha ini berkah ya mi..”





( Beberapa bulan kemudian, di sore hari )

Sang Isteri baru saja pulang mengajar dari sekolah SD di desanya.





"Abi, gimana hasil jualan Mie Ayam hari ini?"



"Waduh Mi, gerobak Abi dibobol maling. Jadi panci, kompor, sama perabot laennya dah dibawa kabur sama maling. Padahal kan dah Abi gembok."

"Innalillahi, padahal baru jualan dua bulanan ya Bi."





"He'eh Mi, Abi juga dah dapet lumayan banyak pelanggan. Tapi ya, mungkin bukan rezeki kita. Allah pasti ngasih ujian sesuai sama kemampuan hambaNya."

"Subhanallah..Abi..InsyaAlloh Bi, klo rezeki mah gak kemana."





( Usaha membahagiakan keluarga. Dibulan puasa, Dua hari menjelang lebaran. )



Suamiku...

Aku tau besarnya upayamu untuk membahagiakanku dan anak2 kita...





"Ummiy, afwan, Abi ga bisa beliin apa2 buat Ummiy di lebaran tahun ini." ujar sang suami dengan wajah yang terlihat amat kelelahan.





"Abi ga usah minta maaf sama Ummi. Ummi tau, Abi dah berusaha keras. Ga papa insyaAllah Bi, esensi makna Idul Fitri kan bukan itu..bukan baju baru dan makanan enak.." Ujar sang isteri seraya menitikkan air mata, karna terharu suaminya meminta maaf seperti itu.





Keesokan harinya..





"Abi..Ummi dapet ini nih dari sekolahan."sang isteri menunjukkan kardus dengan ukuran cukup besar. Seorang kurir baru saja mengantar kardus tersebut.





"Wah, apa ini Mi..?"



"Ummi juga belum tau Bi, coba kita buka."

Merekapun membuka kardus tersebut.





"Subhanalloh Bi, isinya banyak banget. THR Bi..."sang isteri, melihat isi kardus itu dengan pandangan penuh syukur, seraya menunjukkan kartu ucapan Idul Fitri yang diletakkan di bagian atas barang2 yang ada di dalam kardus tersebut."





"Alhamdulillah.."sang suami mengucap syukur dengan bibir yang kelu, betapa Allah teramat menyayangi mereka.





( Suamiku sangat dermawan, meski kami kekurangan )



Suamiku...



Cintaku padamu makin bertambah besar, saat ku tau bahwa kau sangat mencintai sesama...

saat kau terus berupaya membahagiakan orang2 di sekitarmu...





Saat seorang bapak tua datang ke rumah mungil itu..





"Bang, anak saya sakit. Abang bisa bantu saya?saya dah ga punya duit. Saya bingung harus minta bantuan ke siapa lagi."ucap si bapak tua.

"Alhamdulillah, Bapak dateng tepat waktu. InsyaAlloh saya bisa bantu." ucap sang suami, seraya tersenyum. Sang suami ke kamarnya, mengambil uang yang akan dipinjamkan kepada Bapak tua.





"Maaf Pak, saya cuma punya segini."



"Makasi Bang, makasi. Klo saya dah dapet rezeki, insyaAllah langsung saya kembaliin."

"Sama2 Pak, Alhamdulillah, kebetulan lagi ada rezeki."





Setelah si Bapak tua pergi, sang isteri menghampiri suaminya.



"Abi, kok uangnya dikasih ke Bapak tadi. uang kita kan tinggal segitu2nya Bi."



"Bapak itu lebih butuh ketimbang kita Mi. InsyaAlloh, Allah bakalan ngasih rezeki yang lebih besar untuk kita."



"Abi bener, maafin ummi ya..dah meragukan keputusan Abi."

"ga papa Mi..."jawab suaminya sambil tersenyum.





( Janji Allah itu nyata )



Suamiku...

Kata2mu benar, bahwa Allah pasti akan memberikan rizki yang berlimpah, kepada siapapun yang Dia kehendaki..





"Ummiy, Alhamdulillah..Abi keterima kerja di TELKOM. Berkat do'a Ummi juga."



"Alhamdulillah...bener kata Abi, kita harus bersabar...akhirnyah ijazah S1 Abi kepake juga ya, hehe."



"He..he..bener Miy..Alhamdulillah. Moga2 bermanfaat untuk dakwah juga ya Mi.."

"Aamiin."





( Firasat buruk )

Suamiku.. Hatiku tiba-tiba sedih..





Sang Isteri menggendong anaknya..kemudian dibonceng sang suami dengan menggunakan motor.





"Ummi, hati2 ya. Slesei tahsin jam brapa? biar nanti Abi jemput."



"Bukannya Abi mau masang spanduk bareng ikhwan2nya..?"



"Ga papa Mi, ntar Abi izin sebentar untuk ngejemput Ummi. Abi ga tega, klo Ummi sama Azam naek angkot."



"Ya uda klo gitu Bi. Ummi pulang ba'da Ashar, insyaAllah."



"Siip, Abi pamit ya. Assalamu'alaikum..."ujar sang suami sambil mengenakan helmnya.

"wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.." enth kenapa sang istri merasa tiba-tiba sedih saat itu.





( Semua adalah titipanNya )



Suamiku..

Sesungguhnya engkau adalah milikNya...





Ba'da Ashar



Sang suami belum datang juga.

"Abi kemana ya, kok tumben telat...?"ujar sang isteri di dalam hati.





Sang isteri pulang ke rumah dengan menggunakan angkot. Kebetulan, tiap akhir pekan, memang suami isteri tersebut pulang ke rumah orang tua sang suami. Dari kejauhan, sang isteri melihat rumah mertuanya penuh dengan warga sekitar. Dengan azam anak semata wayangnya yg tertidur pulas di dalam gendongannya, sang isteri melangkahkan kaki dengan wajah penuh tanya. Ada sesosok tubuh dibaringkan di ruang tamu. Batinnya menyangkal tapi, matanya tidak salah.





Suaminya telah tergeletak di ruangan itu, bersimbah darah. Ibu mertuanya lari memeluk sang isteri tersebut. Azam diambil dari gendongannya, oleh adik ipar sang isteri. Sang Isteri diam seribu bahasa. Wajahnya terlihat kaget. Sejenak kemudian beristighfar sebanyak2nya.





Banyak ikhwah yang datang untuk ta'ziyah. Akhwat2 memeluk sang isteri seraya menghiburnya, dan berharap bahwa sang isteri bisa bersabar. Tak setetespun air mata, keluar dari mata indahnya. Para pelayat banyak yang berkomentar,"Jenazahnya wangi..subhanallah..."





"Wangi apa ini? subhanalloh..." Ya, dari jenazah sang suami, keluar bau wangi, entah dari mana. Sang akhwat diberi tau, bahwa suaminya meninggal karna tertabrak truk, ketika sedang memasang spanduk dan pamflet untuk acara bakti sosial anak-anak yatim dikotanya.



Allohurobbi...Innalillahi wainna ilaihi rajiun..:'((

--------------------------------------------------------





Kisah ini adalah “Based on True Story”, semoga bisa kita petik hikmahnya,

Dalam kesendirian...sang isteri mendidik dan menjaga dua orang anaknya..sambil terus berharap..bisa berjumpa dengan sang suami di akhirat kelak...SubhanALLAH......





Barakallahufikum..



Wassalamualaikum

LOVE YOU JUST THE WAY YOU ARE

Seorang pria dan kekasihnya menikah

dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua

kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan

dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu

acara yang luar biasa mengesankan.



Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya

dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.

Setiap pasang mata yang memandang setuju

mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling

mencintai.



Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada

suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel

di majalah tentang bagaimana memperkuat tali

pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah

tersebut. “Masing-masing kita akan mencatat

hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.

Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah

hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita

bersama lebih bahagia…”



Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal

dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan

berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya

mencatat

hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk

kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat

untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas

dalam benak mereka masing-masing.



Besok pagi ketika sarapan, mereka siap

mendiskusikannya.

“Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang

ditulisnya, sekitar 3 halaman…



Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang

tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan

bahwa airmata suaminya mulai mengalir…

“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya.

“Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.



Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang

terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan

manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.

“Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan

daftarmu”.



Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak

mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir

bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin

merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau

cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari

pribadimu yang kudapatkan kurang…”



Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan

dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa

suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan

menangis…



Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa

dikecewakan, depressi, dan sakit hati.

Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu

memikirkan hal-hal tersebut.



Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan

pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu

memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan

menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal

yang indah di sekeliling kita?



Saya percaya kita akan menjadi orang yang

berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur

untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang

buruk.



kita bukanlah orang tanpa kekurangan, begitu pula

dengan pasangan kita,kita tidak bisa membentuknya

menjadi sosok tanpa cacat.. kita ingin menerima

setiap orang dalam hidup kita dengan segala

kekurangannya sebagaimana mereka menerima kita

dalam hidup mereka…



masa lalu adalah untuk dilupakan,tidak ada

kendaraan secanggih apapun yang mampu membawa kita

kembali kesana, jadi untuk apa mengungkitnya lagi?

syukuri yang anda peroleh sekarang…

lupakan yang telah lewat..

dan berbahagialah..

author: unknown