Radio Muslim

Minggu, 13 Desember 2009

Anggapan tentang pendidikan anak hanya tanggung jawab seorang ibu masih berkembang di masyarakat, memang tak ada yang menafikkan peran2 besar yang ada di tangan seorang ibu bagi masa depan anak2nya.bagaimanapun ibu mempunyai pengaruh pada perkembangan kepribadian anak,sehingga mereka bisa merasakan kenyamanan,keteduhan,dan kepercayaan diri yang kuat menjalani hidupnya,lalu bagaimanakah peran seorang ayah...???

Nah...tulisan ini akan membuka sedikit demi sedikit lembar kehidupan seorang ayah dalam pembinaan keluarganya.sebuah kisah yang diambil dari sejumlah wawancara beberapa media terhadap anak2nya,yg mengurai pengalaman dan kenangan mereka saat ayah mereka hidup. yang sehari2 begitu padat dengan aktifitas di luar rumah.dialah Imam Syahid Hasan Al Banna,Semoga Allah SWT merahmatinya..

Mari Bertamu Kerumah Hasan Albanna...

Albanna rahimahullah dirumahnya a/ seorang ayah yg kebaikannya begitu mengesankan anggota keluarga,ia memberi contoh yang agung dalam penunaian misi seorang ayah yang berhasil..beliau dikarunia 6 orang anak (wafa,ahmad saiful islam,Dr.Tsana,Ir.Roja',Dr.Halah,Dr.Istisyhad)

Praktek Tarbiyah Hasan Albanna...

1. Makan Bersama yang menjadi prioritas..
Imam Hasan Albanna mempunyai catatan memukau dalam sejarah kehidupan dakwahnya,beliau telah berhasil membentuk sebuah gerakan dakwah "Ikhwanul Muslimin" hanya 6 Bulan,membentuk sayap Al ikhwan di 20 negara,dan membentuk 2 ribu cabang.Tapi ternyata beliau masih mampu menyempatkan waktu untuk makan bersama anak2nya di rumah,saat2 ini merupakan waktu yang prioritas bagi beliau.ayo..siapakah diantara para juru dakwah yang merasa tidak punya waktu lagi hanya sekedar makan bersama anak2 di rumah??

2. Tak ada suara keras di Rumah kami..
Tsana Bercerita,"Kami tidak pernah merasakan adanya beban kegiatan yang dirasakan ayah selama di rumah.Misalnya saja kami tidak melihatnya seperti kebanyakan orang yang kerap berteriak atau bersuara keras di dalam rumah dan semacamnya sebagai akibat dari tekanan mental dan fisik setelah banyak beraktifitas di luar rumah.Jika anda baca bagaimana kehidupan ayah,engkau akan lihat bahwa semuanya berjalan sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.

3. Perhatian Hasan Albanna...
Anak adalah investasi besar untuk dakwah dan tentu saja untuk kemanusiaan secara keseluruhan.karena itu beliau melakukan perencanaan yang baik untuk semua anak2nya.Beliau menyediakan catatan untuk masing2 anaknya didalam map yang berisikan detail sejarah dan tanggal kelahiran,nomor kelahiran,pola pengaturan makanan bagi si kecil,surat keterangan dokter atau resep dokter yg memeriksa anak2nya,rincian resep yg telah diberikan lengkap dg tanggal kelahirannya,ijazah dan raport anak2nya.sangat sangat teratur sekali,hampir tak ada tumpang tindih dalam dokumennya.
beliau juga mempunyai kebiasaan yang mungkin jarang dilakukan oleh seorang ayah,beliau biasa membawakan makan pagi ke sekolah TK anak2nya,simak perkataan salah seorang anak beliau, Ir.Roja Hasan Albanna,"Aku ingat,ayah semoga Allah merahmatinya-biasa membawakan makan pagi ke sekolah ku ketika usiaku masih 5 tahun.itu karena perhatiannya begitu besar kepadaku agar aku bisa makan pagi.ketika itu aku memang sering lupa membawa roti untuk makan pagi kesekolah atau mungkin pula makananku diambil oleh teman2 di sekolahku.ayah sangat berusaha membawakan makan pagi itu setiap hari ke sekolah meskipun kesibukannya luar biasa.tapi beliau tetap tidak melupakan kami...
Beliau juga sangat perhatian terhadap urusan rumah .beliau menulis sendiri keperluan yang dibutuhkan keluarga setiap bulannya.Puteri Al Banna,Tsana mengatakan,"Ayah mempunyai catatan sendiri tentang kebutuhan bulanan rumah kami.sampai terkait sejumlah bahan makanan yang hanya ada sewaktu2 saja sesuai musimnya,semisal kacang,zaitun,nasi dan semacamnya.juga termasuk dalam catatan kebutuhan ayah.ayah memantau baik kapan musim2nya tiba dan membelinya untuk kami dirumah.itu karena ayah tahu, ibu sangat sibuk mengurus rumah."

4. Menasehati tidak secara langsung
Orang tua memang tidak dianjurkan untuk tidak segera memberi pemecahan langsung terhadap persoalan yang dihadapi anak.itu menjadi salah satu pola pendidikan agar anak terlatih membuat keputusan sendiri,bukan karena suruhan atau tekanan dari pihak lain.Tsana mengisahkan,"ayah pernah memberi nasihat secara tidak langsung kepadaku.Aku ingat ketika saudaraku Saiful islam yang sangat suka membaca cerita komik.ketika itu ayah tidak mengatakan kepadanya,agar buku itu tidak dibaca.tapi ayah pergi dan memberinya kisah2 kemuliaan islam.sampai setelah beberapa waktu meninggalkan sendiri buku Arsin Lobin dan lenih banyak membaca buku dari Ayah.ayah suka mengarahkan kami dengan tidak secara langsung agar apa yang kami lakukan itu tumbuh dari diri kami sendiri,bukan dari perintah ataupun tekanan siapapun.

5. Menyemai Cinta Dengan Cara Langsung
Memberikan arahan,nasihat,memerintahkan,melarang tidak menjamin kesuksesan dalam mendidik anak kecil.Bahkan umumnya,langkah seperti itu saja justru mermancing mereka menolak dan jiwa mereka sempit untuk melakukan sesuatu yg diinginkan.cara yg baik dan benar adalah dengan menanamkan nilai dalam jiwa melalui cara praktis,misalnya menuntun tangan sang anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya dengan kecintaan dan kehati2an,serta latihan untuk menerapkannya.
Saiful Islam menceritakan,"Suatu ketika datang sekelompok Ikhwan untuk bertemu ayah.aku menerima mereka dipintu rumah dan segera bertanya,"Apakah kalian datang untuk berkunjung kepadaku atau untuk ayahku?.Lalu mereka menjawab kedatangan mereka untuk ayahku,{Baik kalau begitu biarkanlah ayah saja yang membukakan pintu untuk kalian.Aku lalu menutup pintu dihadapan mereka dan meninggalkan mereka begitu saja.setelah mereka menceritakan peristiwa itu kepada ayahku.ayah lalu datang kepadaku dan bertanya apa yang terjadi.aku menceritakan kepada ayah,tapi ayah tidak marah dan menghukumku.ayah justru menyodorkan kesepakatan yang mengejutkan.Katanya,"Saif,bagaimana bila ayah yg memuliakan tamumu?ayah yg menerima mereka,dan mempersilahkan mereka masuk kemudian memperlakukan mereka sebagaimana tamuku.lalu ketika ada tamu datang untuk berkunjung kepadaku,engkau memperlakukannya sebagaimana tamumu..."setelah itu, tercapailah kesepakatan antara kami untuk memperlakukan tamu dengan baik.dan kesepakatan itu benar2 terlaksana dg komitmen diantara kami."saat ditanya tentang usianya saat itu,saiful menjawab,"Ketika itu aku berusia 10 atau 11 tahun".

6. Ayah dan ibu kami,pasangan romantis dan harmonis..
Hubungan yang harmonis dan baik antara ayah dan ibu, mempunyai pengaruh dahsyat dalam perilaku anak.ayah dan ibu adalah figur hidup dan pengalaman nyata bagi seorang anak,yang akan kuat tertanam dalam pikiran dan jiwanya.seorang anak akan membina nilai2 hubungan yang baik itu dan akan memberi manfaat besar kala ia dewasa dan menikah.
Tsana,puteri Hasan Al BAnna menceritakan,"Pernah suatu hari ayah pulang agak malam dan ibuku sedang tidur.Ketika itulah saya bisa melihat penerapan firman Allah SWT,"Dan (Dia) menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang"..Ketika itu ayah tidak membangunkan ibu sama sekali, sampai ayah menyiapkan sendiri makannannya dan seluruh keperluannya untuk menjamu makan malam untuk para Ikhwan yang datang.Ayah kulihat masuk ke dapur dan mempersiapkan makan malam sendiri.Ayah tahu letak semua bumbu dan perabotan di dapur lalu secara bertahap ayah menyiapkan makanan,kue dan minuman untuk para ikhwan.ayah juga menyediakan roti dan menyusun meja makan sampai mereka bersantap malam bersama.
Saiful Islam menceritakan hal yang serupa.Katanya,"Jika pulang larut malam,ayah tidak pernah mengganggu seorangpun.padahal kunci rumah kami cukup panjang sehingga jika dibuka apalagi dengan serampangan,pasti akan menimbulkan bunyi,suatu malam aku belajar hingga larut malam.betapa terkejutnya aku ketika melihat ayah sudah berda di dalam rumah,padahal aku tidak pernah mendengar suara pintu terbuka.ternyata ayah membuka pintu dengan sangat hati2 dan sepelan mungkin.

7. Ayah Memberi kami hukuman
Tradisi lemah lembut dalam mengelola keluarga mempunyai bvanyak manfaat.lemah lembut akan menambah ikatan batin antara anggota keluarga dan memperkuat pertalian keluarga.
Saiful Islam menceritakan,Hukuman yang paling berat yang diberikan ayah kepada salah seorang diantara kami adalah jeweran di telinga,Suatu ketika,telingku dijewer dan ini merupakan hukuman yang paling berat yang aku rasakan.Masalahnya,suatu pagi ada kesalahan yang aku lakukan.tapi ketika siang harinya,sekitar jam 11 siang,ayah meneleponku untuk menenangkan aku dan memperbaiki hubungan kami.peristiwa itu sangat berpengaruh pada jiwaku.
Tsana mengatakan,"jarang sekali ayah menghukum kami kecuali bila ada suatu yang memang dianggap kesalahan berat atau terkait dengan pelanggaran perintahnya yang sebelumnya sudah diingatkan kepada kami.Aku mendapat hukuman 2x dari ayah,kali pertama ketika aku keluar tanpa memaki sandal dan kedua ketika aku memukul pembantu di rumah.Suatu ketika aku duduk diatas tangga dan melihat ayah datang dari kejauhan.aku segera bangun dan menghampirinya tanpa menggunakan sandal.padahal ayah sudah mempersiapkan sandal untuk bermain dan sepatu untuk kesekolah.ketika itu ayah melihatku sebentar saja,hanya sepintas.dan saat itu pula aku sadar bahwa pasti aku akan mendapatkan hukuman.aku segera kembali ke rumah.setelah para ikhwan pulang,ayah masuk keruang makan dan memanggilku.aku datang dengan langkah lambat karena takut.ayah berkata,:Duduklah di atas kursi dan angkat kedua kakimu."Ayah lalu memukulku dengan penggaris pendek.masing2 kaki dipukul 10x.tapi terus teang sebenarnya aku ingin tertawa,karena pukulannya pelan sekali sampai aku tidak merasakannya.Ayah hanya ingin membuatku mengerti bahwa aku telah melakukan kesalahan."

8. Ayah Menemani Kami saat bermain
Permainan merupakan masalah penting dalam membangun karakter anak saat kecil.Dahulu Rasulullah SAW juga biasa bermain dan bercanda dengan anak2 kecil.disanalah Beliau memberikan rentang waktu untuk mengistirahatkan jiwa.anak yg dapat kesempatan bermain dan bercanda d4engan orang tuanya akan hidup dalam suasana yang menggembirakan.jauh dari sikap kasar dan bisa tumbuh besar dengan sikap yang baik.
Tsana menceritakan, "Ayah membawakan kami sandal untuk bermain dan sepatu untuk ke sekolah,saat liburan,Ayah selalu mengajak kami berjalan,jika ayah mengajak kami,kami tidak lepas dari pantauannya.Ayah juga mengajak kami ke rumah nenek dan paman,agar kami bisa melewati liburan di rumah mereka.kami menikmati kebun2 hijau dan taman2 yang indah.kami melewati hari yang sangat bahagia dalam masa kanak2 kami di t4 yang indah ini.

Referensi buku : "Cinta di Rumah Hasan Al Banna". oleh : Muhammad Lili Nur Aulia,

Selasa, 08 Desember 2009

persahabatan

aku ingin selalu bersahabat denganmu wahai kawan -kawanku...
aku begitu merindukan kebersamaan seperti dulu.....
sekian lama kita berpisah...
aku ingin kita kembali bersama...
bersama berjuang di jalan indah ini....

Sabtu, 05 Desember 2009

Meningkatkan Kemampuan, Menggapai Impian
Untuk anggota Tahajud Call Community

08 November jam 13:42
Apa Impian yang ingin Anda capai sekarang..?? Untuk bisa mencapai tujuan yang kita idam- idamkan, kita harus mempunyai tujuan yang jelas dan berani mengambil langkah pertama. Kita bisa melangkah sejauh kita mau, dan setelah kita sampai kesana, kita bisa melangkah lebih jauh lagi. Itulah yang akan terus kita lakukan untuk bersyukur dengan selalu menggali serta mendayagunakan potensi yang ada.“Bersyukur”, bukan hanya menerima apa yang ada. Namun dengan melakukan apa yang lebih baik lagi dari apa yang telah kita dapatkan, sehingga kita pun akan mendapatkan hasil yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan firman Allah : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S Ibrahim: 7).Saat kita sudah yakin dengan impian yang akan kita gapai, secara otomatis kita akan mengerahkan seluruh kemampuan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Banyak orang yang lemah dalam merencanakan tujuan dalam hidupnya, sehinga saat kesempatan dan peluang datang, mereka tidak sadar dan tidak tahu Apa yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, agar bisa mendapatkan apa yang kita impikan, kita harus berpikir SMART.- S : Specific ( jelas dan rinci),- M : Measurable (dapat diukur),- A : Achievable (terasa bisa dicapai),- R : Reality based (berdasarkan kenyataan kondisi dan situasi),- T : Time based (ada batas waktunya).Masa depan adalah masa yang penuh ketidakpastian, sehingga butuh persiapan dan perencanaan yang matang. Maka, prinsip SWOT akan sangat membantu untuk meraih apa yang kita impikan :- S : Strength (mengerahkan seluruh kekuatan yang ada),- W : Weakness (Meminimalkan kelemahan yang kita miliki),- O : Opportunity (Mengambil setiap kesempatan/ peluang yang ada),- T : Threat (Menaklukkan setiap ancaman & tantangan yang menghadang). Banyak diantara kita yang mengatakan: “Aku tidak mempunyai waktu untuk melakukan itu semua”. Padahal, permasalahannya bukan karena tidak adanya waktu. Namun karena kita sendiri yang belum bisa memanagement waktu dengan baik. “Mereka yang menggunakan waktunya paling buruk adalah orang pertama yang mengeluh tentang singkatnya waktu”.Ada untaian hadits sangat indah yang selalu mengingatkan kita tentang management waktu yang baik. Dari Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw memegang pundakku dan bersabda : “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan. Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore. Manfaatkanlah masa sehat sebelum datang masa sakitmu, Dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari).“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan.” Memberikan gambaran kepada kita, bahwa sebenarnya bukan di Dunia inilah tempat tinggal kita yang sebenarnya. Kita hanya singgah sebentar, kemudian akan meneruskan lagi perjalanan kita yang lebih jauh sampai akhirnya menuju kampung halaman kita di Surga.Seseorang yang cerdas dan berpikir dalam, tentu merindukan kampung halamannya yang penuh dengan kenikmatan. Saat kita telah mampu untuk menaklukkan tipu daya dalam kehidupan, serta dapat beramal dengan berbagai amalan yang baik. Maka kelak kita dapat kembali ke kampung halaman kita dengan keadaan yang sempurna. Rasanya tidak adil jika kita melangkah di Dunia ini tanpa melibatkan Allah Taala. Karena Dialah sebaik- baiknya pelindung dan penolong yang kita miliki. Dari Abul Abbas Abdulloh bin Abbas ra, Nabi Muhammad bersabda : “Jagalah Allah (dengan cara bertaqwa kepadaNya), niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah”.“Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan- catatan telah mengering.” (HR Tirmidzi).“Sesungguhnya Allah melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga menyayanginya, sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari makanan serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan Ahmad)”.Itulah untaian hadits sangat indah yang senantiasa memberikan kita kesejukan hati, keberanian dan semangat untuk melanglang di Dunia ini. Saat kita diberi nikmat, maka kepadaNya lah kita mengucapkan terima kasih serta rasa syukur. Dan saat kita sedang diuji, hanya kepadaNya lah kita mengadu dalam deraian air mata dan dalam sujud malam kita yang panjang. Kenalilah Allah di waktu kita sedang lapang, niscaya Allah juga akan mengenali kita saat kita sedang dalam kesulitan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Setelah kekalahan pasti ada kemenangan. Dan setiap masalah pasti ada jalan keluar. Tidak ada yang tidak mungkin di Dunia ini, jika kita berusaha, berdoa, dan Yakin dengan pertolongan Allah. Lantas, Apa yang Anda khawatirkan sekarang..??
Meraih Kesuksesan Anda yang Sebenarnya
Untuk anggota Tahajud Call Community

Muhammad Miftakhur Riza 21 November jam 22:15 Balas
Ada banyak hal dalam hidup ini yang belum kita raih. Waktu masih banyak, dan jalan yang harus ditempuh masih panjang. Jadi masih banyak yang dapat kita lakukan untuk menciptakan perubahan yang berarti & dengan menjadi orang yang bermanfaat dalam hidup ini.Masa lalu sudah bukan milik kita lagi, karena semuanya hanya tinggal kenangan yang terpendam. Kini saatnya kita bangkit dan menatap indahnya masa depan. Masa depan akan menjadi masa yang kelam, jika kita tidak merencanakan dan mempersiapkan diri kita dari sekarang.Jadilah sebagai “Future Influencer”, yaitu menjadi orang- orang yang berarti yang dapat merubah masa depan menjadi lebih baik, salah satunya adalah dengan menjadi orang- orang yang sukses. Kesuksesan tersebut dapat kita dapatkan dari rangkaian keberhasilan- keberhasilan kecil kita setiap hari.Banyak orang menyempitkan pengertian “Kesuksesan”, dengan menganggap bahwa orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak materi. Padahal, ada banyak acuan untuk mengatakan bahwa seseorang dikatakan “sukses”. Orang yang sukses adalah “orang yang baik” dalam berbagai banyak hal.yang meliputi: akhlak, kesopanan, budi pekerti, ilmu yang dimiliki, tingkat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt, bukan hanya materi semata.

1. Sukses menjadi seorang mukmin :Pada dasarnya, dengan menjadi seorang mukmin adalah merupakan kesuksesan awal kita. “Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin”. (HR. Ath-Thabrani). Rosulullah juga bersabda : “Sungguh menabjubkan perilaku seorang mukmin. Semua keadaan adalah baik baginya. Jika memperoleh kesenangan ia bersyukur, dan yang demikian itu adalah baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Dan yang demikian itu adalah baik baginya. Perilaku itu hanya ada pada diri seorang mukmin”. (H.R Muslim dan Ahmad).

2. Orang sukses adalah orang yang senantiasa melakukan amal shalih.Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki- laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih bak dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S Al Nahl: 97).

3. Orang yang sukses adalah orang yang baik akhlaknya :Rosulullah bersabda : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R Bukhari). Dan Sebaik- baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Oleh sebab itu, “Carilah apa yang bermanfaat bagi dirimu, mintalah pertolongan pada Allah, dan janganlah lemah”. (H.R Muslim).Barang siapa yang berbuat kebaikan, maka ia akan dibalas dengan kebaikan pula. Oleh sebab itu, dengan membiasakan berbuat baik, maka rahmat dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringi kita dimanapun kita berada.

4. Orang sukses adalah orang yang berkecukupan :Rosulullah bersabda : “Siapa yang berpagi hari dalam keadaan aman di tempat tinggalnya, sehat wal afiat badannya, mempunyai makanan untuk sehari itu. Maka seolah- olah Dunia dan seisinya telah terkumpul baginya”. (H.R Tirmidzi dan Ibnu Majah). ”Dan rizki yang baik adalah rizki yang ada di tangan seorang mukmin, cukup, dan disedekahkan kepada orang lain”.

5. Orang yang sukses adalah orang yang berilmu dan bekerja keras :Sebagai seorang muslim, tak cukup hanya dengan berdoa kepada Allah. Namun juga harus diimbangi dengan kerja keras. Rosulullah pun bersabda : “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah- payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah. (HR. Ahmad).Allah pasti melihat kerja keras kita, sehingga ia pun pasti akan memberikan imbalan sesuai dengan apa yang kita kerjakan.

6. Orang sukses adalah orang yang sabar :Inilah hal yang paling sulit dilakukan. Banyak teman kita yang kurang bersabar dalam menjalani hidup ini. Saat rangkaian cobaan menghantam, ia langsung menyerah. Padahal, Allah ingin menaikkan derajat dan kualitas iman kita agar mempunyai derajat seperti derajat para penghuni Surga.Rosulullah bersabda : “Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal- amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu”. (HR. Ath-Thabrani).Bagi orang- orang yang sudah mengetahui, ia justru senang dan menikmati semua cobaan yang menghadang. Karena ia tahu, bahwa pasti ada hikmah dibalik semua itu. Allah pun berfirman : “Selamat atasmu karena kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (Q.S Ar Ra’d: 24).Sungguh betapa mulianya seorang muslim yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.Ia bisa menjadi penyejuk hati bagi orang- orang di sekitarnya. Dan para Malaikat dan Bidadari Surga pun cemburu karena kesabaran dan tingkat ketaqwaannya yang luar biasa.“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). Bagaimana dengan Anda..? Kira- kira sudah sejauh mana tingkat kesuksesan Anda..? Sudahkan Anda menjadi orang- orang sukses yang dapat menundukkan hawa nafsu di Dunia ini untuk kehidupan di Akhirat yang lebih baik…??Ingatlah, bahwa Rosulullah pernah bersabda : ”Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan- angan muluk terhadap Allah”. (HR. Abu Dawud). Jadi, lakukanlah apa yang terbaik yang bisa Anda lakukan. Tidak hanya untuk Dunia ini, namun juga untuk akhirat.----------------------------------------“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati” (Q.S An Nahl: 127).“Salam hangat dari Saya dan Keluarga”Muhammad Miftakhur Riza.Artikel ini telah dikirim ke 4600 orang member group “Tahajud Call Community”, dipostkan di: ‘miftakhurriza.blogspot.com’, dan di ‘note’ facebook.
Meminimalkan Kelemahan, Maximalkan Kelebihan
Untuk anggota Tahajud Call Community

Muhammad Miftakhur Riza 14 November jam 14:01 Balas
“Tidak ada yang sempurna di Dunia ini”.Ya..!! Itulah rangkaian kata yang sering kita dengar. Memang benar jika tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan hal ini pun telah dijelaskan dalam Al Quran, bahwa manusia itu makhluk yang sombong (An Nisaa: 36), manusia itu sering mengeluh (Q.S Al Ma´aarij: 20), manusia itu makhluk yang bodoh (Q.S Al Baqarah: 13), dan manusia adalah makhluk yang lemah (Al Imran: 123). Namun, apakah kita akan terus menghakimi diri kita dengan perkataan bodoh, lemah, dan sering mengeluh terus menerus..? Tentu tidak bukan..? Memang tidak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT. Namun banyak sekali sesuatu hal yang “mendekati” kesempurnaan. Mengapa demikian..? karena ada sesuatu yang mempunyai banyak kelebihan, sedangkan sedikit sekali kekurangannya.Inilah yang akan kita lakukan sekarang..!!Banyak sekali teman- teman kita yang takut melangkah dan tidak berani mengambil keputusan dalam hidupnya, karena perasaan takut dan sadar akan kekurangan yang ia miliki. Dia tidak berani menatap indahnya masa depan karena selalu menatap suramnya masa lalu yang pernah ia alami.Jika keadaan tersebut kita biarkan begitu saja, maka sampai kapanpun juga pola pikir kita akan mati dan tidak berkembang. Inilah saatnya untuk bangkit dan melakukan gebrakan terbesar dalam hidup kita. “Minimalkan kelemahan, dan Maximalkan kemampuan serta kelebihan Anda”.Bagaimana caranya..??

1. Bergaul dengan orang- orang yang sholih :Inilahlah Gebrakan baru yang akan kita lakukan. Mengapa kita perlu bergaul dengan mereka..? Karena orang- orang sholih cenderung memiliki jangkauan pola pikir yang lebih luas dan mendalam. “Mereka tidak hanya memikirkan Dunia saja, namun juga memikirkan cara untuk menggapai Akhirat”. Itukah yang akan memberikan kita kesejukan hati, nuansa dan aura baru dalam menjalani kehidupan.Imam Al Ghozali berkata : “Ada 4 hal yang dapat menambah kecerdasan akal manusia yaitu :- Meninggalkan perkataan yang sia- sia,- Bersuci,- Bergaul dengan orang- orang sholih, dan- Bergaul dengan para ulama”.

2. Berkhusnodhon (berbaik sangka) terhadap diri sendiri :Setiap orang diciptakan Allah pasti mempunyai kelebihan, jadi jangan pernah memikirkan apa yang buruk dari diri Anda. Tapi berpikir baiklah terhadap diri Anda sendiri. Sesungguhnya ketakutan, rasa cemas, dan kekhawatiran tidak akan menggagalkan impian Anda, tapi jelas akan mengurangi dan menguras tenaga Anda untuk mendapatkan Apa yang Anda inginkan.Saat kita telah berbaik sangka terhadap diri kita sendiri, maka kita akan merasa yakin dengan kemampuan yang ada, sehingga akan berani melakukan banyak gebrakan yang luar biasa dalam hidup ini.

3. Rajin Shalat malam, Shalat dzuha, dan berdikir kepada AllahInilah terobosan baru yang akan kita lakukan. Sadarkah Anda, bahwa untuk menaklukkan ganasnya kehidupan tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan, kemampuan, dan materi yang Anda miliki. Ada sesuatu hal yang sangat kita butuhkan, yaitu : “Rahasia Kedekatan dengan Allah”.Inilah yang akan membedakan kita dengan orang lain.Banyak teman kita yang selalu bersedih, kecewa, dan mengeluh saat mereka medapatkan rentetan cobaan atau ujian berat. Namun bagi orang- orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagi macam amalan sunahnya, saat deburan dan rentetan cobaan menghamtamnya. Ia bisa bertahan dan meredam semua cobaan itu. Mengapa..? Karena Allah telah sayang padanya. “Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa- apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hambaKu itu tetap mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan- amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, Menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, Menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan Menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, dan jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari).